Rabu, 01 Desember 2010

Diet Kantong Plastik Untuk Mencegah Banjir?

Banjir hebat yang melanda kota-kota besar akhir-akhir ini menimbulkan perdebatan pelik mengenai siapa yang patut dipersalahkan. Tetapi saya pribadi kadang berpikir dan bertanya-tanya, jangan-jangan saya sendiri (dan anda sekalian) juga ikut andil dalam penyebab kebanjiran ini.  Salah satu yang terlintas langsung dipikiran adalah sampah yang kita hasilkan. Bukan kah kita semua juga membuang sampah? Bagaimana anda bisa yakin sampah yang anda buang pada tempatnya (menurut anda) tidak menyebabkan pencemaran lingkungan dan menjadi penyebab penyumbatan saluran air di kota yang berujung pada banjir?

Ketika pertanyaan ini muncul dipikiran, saya langsung teringat pada plastik. Hidup kita sudah tidak bisa lepas dari plastik. Sampah (kantong) plastik yang menggunung disebabkan oleh pola hidup masyarakat  serba ‘instan’ yang mendorong tingginya tingkat konsumsi (kantong) plastik di masyarakat. Sedangkan, sampah (kantong) plastik sendiri memiliki dampak yang berbahaya bagi lingkungan dan perlu diawasi karenaSampah (kantong) plastik yang dibuang tidak pada tempatnya akan menyebabkan banjir karena menyumbat saluran air, tanggul, mencemari perairan, dan sebagainya.

Monster Kresek: “Aku lahir karena kalian yang menggunakan kresek berlebihan, rata-rata per orang per tahun 350 sampah kantong plastik”

Terlebih lagi sekitar 500 juta hingga 1 milyar kantong plastik digunakan di dunia setiap tahunnya. Jumlah yang sangat fantastis, mengingat lebih dari 17 milyar kantong plastik juga dibagikan secara gratis di seluruh dunia setiap tahunnya! Sampah (kantong) plastik juga berperan dalam fenomena pemanasan global karena menjadi salah satu penyumbang terbesar emisi gas rumah kaca di atmosfer. Alur perjalanan plastik dari proses produksi hingga pembuangannya membutuhkan sekitar 12 juta barrel minyak dan 14 juta pohon setiap tahunnya. (berbagai sumber)

Tindakan paling sederhana yang bisa kita lakukan untuk menghindari penumpukkan sampah plastik adalah MENGURANGI PENGGUNAAN PLASTIK YANG TIDAK PERLU. Salah satu contohnya adalah saat berbelanja, anda bisa membawa kantong belanjaan sendiri untuk membawa pulang belanjaan, dari pada menggunakan plastik dari toko yang nantinya akan anda buang juga.

Masih banyak tindakan pencegahan lain yang bisa anda lakukan, bila anda perduli. Kawan-kawan yang tergabung dalam Greeneration memberikan deskripsi yang komprihensif mengenai cara mengatasi masalah sampah plastik, melalui slogan Diet Kantong Plastik.

Beberapa cara DIET KANTONG PLASTIK antara lain:
  1. REDUCE (PENGURANGAN) yaitu dengan meminimasi (mengurangi) pemakaian kantong plastik terutama ketika berbelanja. Barang belanja dapat kita bawa dengan mempergunakkan tas pribadi atau kantong khusus dari bahan non-plastik yang dapat dipakai berulang-ulang.
  2. Perilaku REUSE (PENGGUNAAN KEMBALI) dilakukan jika pemakaian kantong plastik tidak dapat dihindari, maka kantong plastik yang telah dimiliki dapat digunakan kembali sehingga tidak terus menambah sampah (kantong) plastik yang dibuang ke lingkungan.
  3. Sedangkan untuk RECYCLE (PENDAURULANGAN) dapat dilakukan dengan mengoptimalkan serta mendorong kegiatan pendaurulangan kantong plastik yang berjalan di masyarakat.

Silakan klik dan baca link dibawah dan mari kita praktekkan gaya hidup yang lebih efisien dalam penggunaan plastik.

http://greeneration.tumblr.com/post/1372154165/dietkantongplastik-yuuuk

Mari Sadar Bencana dan Sukseskan Mitigasi Bencana

Bencana alam yang melanda Indonesia akhir-akhir ini memang mengkhawatirkan dan menggugah simpati kita semua untuk membantu meringankan beban korban bencana tersebut. Namun banyak yang melupakan satu tahap penting yang juga dapat mengurangi dampak dan korban yang ditimbulkan bencana. Tahap tersebut dikenal dengan istilah umum “Siaga Bencana” dan istilah teknis “Mitigasi Bencana”.

Indonesia merupakan negara yang terletak di atas “Cincin Api Pasifik” atau “Ring of Fire” yang merupakan daerah yang sering mengalami gempa bumi dan letusan gunung berapi. Daerah ini juga sering disebut sebagai sabuk gempa Pasifik. Dua puluh lima dari 33 provinsi di Indonesia berada di kawasan gempa. Masing-masing kawasan itu, terkepung beberapa lempengan tektonis, di antaranya lempeng Euro-Asia dan lempeng Australia-India. Kedua lempeng inilah yang menjadi pemicu bencana Tsunami Aceh (26/12/04), gempa Yogyakarta (27/05/06), tsunami selatan Jawa (17/07/06), dan gempa Selat Sunda (19/07/06).


Dengan kata lain gempa, gunung meletus dan tsunami bisa terjadi setiap saat dan kita sebagai orang yang tinggal di Indonesia sudah sepatutnya menyadari bahaya gempa, gunung meletus dan tsunami yang akan kita hadapi setiap saat. Sikap yang bijak dalam menghadapi keadaan ini adalah sikap yang selalu waspada dan siaga terhadap kemungkinan terjadinya bencana. Dengan sikap siaga, kita bisa mensukseskan Mitigasi Bancana.

Silakan kunjungi dan baca informasi lebih lengkap mengenai siaga bencana dan mitigasi bencana di website berikut ini: